in

Foto Boleh Sampah Jangan!! Oh Rinjani

Foto : @gedeleo

Exploregunung.com, Baca dan share!! – Kita mungkin terbiasa melihat foto-foto panorama cantiknya Rinjani yang diabadikan oleh para pendaki. Berdiri di atas puncak dan berfoto sambil memegang kertas bertuliskan “Gunung Rinjani 3.726 mdpl“dengan latar Danau Segara Anak memang terasa membanggakan. Mungkin inilah pencapaian tertinggi yang bisa dirasakan oleh para pendaki di gunung ini.

Tapi, di balik segala foto2 kece di atas gunung itu, ada hal memalukan dan memilukan yang seringkali luput dari perhatian kita semua.

Pemandangan ini tentu membuat kita semua merasa miris. Kita seringkali sibuk berlomba mengabadikan sudut-sudut indah di atas gunung, memalingkan muka pada pemandangan bopeng seperti ini. Padahal, justru inilah hal yang paling membutuhkan perhatian kita, orang-orang yang mengaku mencintai alam.

Ada yang mengatakan bahwa sikap kita saat mendaki adalah cerminan dari watak dan kepribadian kita sehari-hari. Jika melihat dari banyaknya sampah yang ada di gunung-gunung kita, apa yang terbersit di dalam benakmu?

Apakah budaya nyampah kita memang sudah sebegitu parahnya? Sebegitu mendarah dagingnya sehingga kita bisa dengan entengnya membuang sampah di alam bebas tanpa rasa bersalah?

Dari peristiwa ini kita sudah sepantasnya berkaca, apakah kepedulian soal lingkungan yang kita teriakkan saat ini sudah dilakukan lewat aksi nyata, ataukah baru sebatas jargon-jargon belaka? Haruskah kita menunggu surga-surga menawan yang kita punya berubah satu per satu menjadi serupa Bantar Gebang baru kemudian kita sadar dan beraksi?

Hei, gunung-gunung ini bukan mal atau jalanan depan rumah kita yang rutin dibersihkan setiap harinya oleh petugas kebersihan.

Tak ada petugas kebersihan di gunung. Yang ada hanyalah mereka yang dengan suka rela memunguti sampah yang bukan miliknya dan ikut membawanya pulang. Mereka yang dengan suka rela naik gunung dengan misi membersihkan dan membawa turun sebanyak mungkin sampah. Mereka yang dengan sabar mengedukasi kita para pendaki untuk tidak nyampah dan menjadi pendaki yang lebih baik.

Mereka tidak dibayar, tapi mereka rela melakukannya agar surga-surga kita tetap ada. Agar kita baik yang suka nyampah maupun tidak tetap bisa menikmati indahnya Indonesia.

Ketika seharusnya kita berterima kasih pada mereka, akankah kita terus keras kepala dan membuang sampah di alam seenaknya? Ingat, surga yang kita punya sekarang juga berhak dinikmati oleh anak cucu kita kelak. Oleh karena itu, kita harus sadar dan mulai menjaganya sejak sekarang.

“Jangan ambil apapun kecuali gambar!”

Mungkin udah saatnya kita memodifikasi etika yang satu ini. Mungkin udah saatnya kita gak cuma mengambil gambar dan foto, tapi juga membantu memunguti sampah yang berceceran di gunung, meski itu bukan milik kita. Gak usah banyak-banyak, semampu kita aja. Sedikit demi sedikit.

Kalau kita membangun mental ini dari sekarang dan melakukannya dengan konsisten, saya percaya, suatu saat gunung-gunung di Indonesia pasti merdeka dari sampah dan keindahannya kembali bisa kita nikmati dengan utuh. (Paulus risang)

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Akan Ditutup

Tiga Pendaki Wanita Unpar Kibarkan Merah Putih di Puncak Aconcagua